Pandangan Pertama
Itulah
saat yang memisahkan aroma kehidupan dari kesedarannya.
Itulah percikan api pertama yang menyalakan wilayah-wilayah jiwa.
Itulah nada magis pertama yang dipetik dari dawai-dawai perak hati manusia.
Itulah saat sekilas yang menyampaikan pada telinga jiwa tentang risalah hari-hari yang telah berlalu dan mengungkapkan karya kesedaran yang dilakukan
malam, menjadikan mata jernih melihat kenikmatan di dunia dan menjadikan
misteri-misteri keabadian di dunia ini hadir.
Itulah benih yang ditaburan oleh Ishtar, dewi cinta, dari suatu tempat yang
tinggi.
Mata mereka menaburkan benih di dalam ladang hati, perasaan memeliharanya,
dan jiwa membawanya kepada buah-buahan.
Pandangan pertama kekasih adalah seperti roh yang bergerak di permukaan air
mengalir menuju syurga dan bumi. Pandangan pertama dari sahabat kehidupan
menggemakan kata-kata Tuhan, "Jadilah, maka terjadilah ia"
Itulah percikan api pertama yang menyalakan wilayah-wilayah jiwa.
Itulah nada magis pertama yang dipetik dari dawai-dawai perak hati manusia.
Itulah saat sekilas yang menyampaikan pada telinga jiwa tentang risalah hari-hari yang telah berlalu dan mengungkapkan karya kesedaran yang dilakukan
malam, menjadikan mata jernih melihat kenikmatan di dunia dan menjadikan
misteri-misteri keabadian di dunia ini hadir.
Itulah benih yang ditaburan oleh Ishtar, dewi cinta, dari suatu tempat yang
tinggi.
Mata mereka menaburkan benih di dalam ladang hati, perasaan memeliharanya,
dan jiwa membawanya kepada buah-buahan.
Pandangan pertama kekasih adalah seperti roh yang bergerak di permukaan air
mengalir menuju syurga dan bumi. Pandangan pertama dari sahabat kehidupan
menggemakan kata-kata Tuhan, "Jadilah, maka terjadilah ia"
=======================Khahlil Gibran============================
Thanks for reading & sharing Kamar Pekick
0 komentar:
Post a Comment