Home » » Aku, Sahabatku Dan Keangkuhanku

Aku, Sahabatku Dan Keangkuhanku

Posted by Kamar Pekick on Sunday 18 March 2018

Aku, Sahabatku Dan Keangkuhanku
Sahabatku pernah bertanya kepadaku : “kenapa engkau senang hidup didalam kesendirian tanpa ditemani sang bunga yang harum semerbak dan menyemangati hari-harimu dengan keharumannya.?”
Aku hanya bisa tersenyum dan menjawab dengan beberapa kata yang ku ucapkan : ”wahai sahabatku, aku senang begini”
Lantas tak ku pungkiri, ia pergi tanpa berkata apapun kepadaku, bagai hembusan angin yang bertiup kepada sang pohon. Ia mengantarkan suatu pesan tetapi aku tak menghiraukan pesannya. itulah aku sang pohon yang angkuh.
Sahabatku pernah bertanya kepadaku : “mengapa engkau tidak membuka hatimu dan melebarkan tanganmu untuk menyambut sang merpati yang ingin hinggap dibahumu serta merentangkan sayap-sayapnya diatas kegelisahanmu.?”
Aku hanya bisa tersenyum lalu merundukan kepalaku sejenak, kemudian aku berkata : “wahai sahabatku, aku senang begini, dan aku tidak ingin untuk membagi kegelisahan-kegelisahanku kepada sang merpati tatkala aku takut ia akan jatuh tersungkur apabila sayap-sayapnya merangkul kegelisahanku, hingga ia tak dapat lagi untuk terbang bebas.”

Beliau pun bertanya kembali kepadaku : “bagaimana dengan hatimu,? Apakah engkau dapat mengisi kehampaan didalamnya,?
Aku tersentak kemudian terdiam, hingga aku pun berucap : “wahai sahabatku, biarlah hati ini hampa dan terasing, aku tak bisa memaksakannya untuk membuka dan melebarkannya untuk sebuah cawan madu karena aku tak ingin mengotori isiya.”
Sahabat itu pun pergi laksana piringan hitam yang mengakhiri senandungnya. Ketakutanku telah menelan dan membayangi dinding hati dengan semua kesalahan dari egoku yang terdahulu. Itulah aku dengan kecerobohanku.
Dikemudian hari sahabatku datang dengan didampingi sesosok wanita nan ayu, mereka mengucapkan salam dan mengulurkan tangan-tangannya kepadaku, Ku jabat tangan mereka sambil tersenyum, hingga perbincangan demi  perbincangaan telah kami bicarakan mulai dari kisah hidup, asa dan impian serta menyingkap tentang cinta dan kehilangan.
Hingga suasana hening pun tercipta sesaat dikala sang wanita nan ayu itu pun mengajukan beberapa pertanya kepadaku tentang perihal cinta, perasaan dan kasih sayang.
“Apakah engkau pernah berjumpa dengan sesosok bidadari yang menenangkan dari segala gundahmu dengan sentuhan cinta dan kesetiaannya.?”
Aku menjawab dengan bibir merekah : “ya, aku pernah berjumpa dengan sesosok bidadari itu, sebelum aku mengerti tentang cinta dan kesetiaannya.”
Wanita nan ayu itu pun terus menghujam ku dengan segala pertanyaannya.
“Adakah cinta itu tumbuh dan bersemi didalam hatimu,?”
Aku menjawab dengan mata nan tertutup penyesalan “ya, cinta itu tumbuh dengan sendirinya sebelum aku memahami arti cinta dari kehilangannya.”
“Adakah engkau merasakan kebahagiaan dan ketenangan dikala engkau duduk di sampingnya untuk berbagi suka dan kegundahanmu.?”
Aku pun melakukan hal yang sama, menutup mataku dan merundukan kepalaku untuk menjawabnya ; ”ya, kebahagiaan dan ketenangan itu hadir didalam hatiku disaat aku duduk bersamanya entah dengan membagi suka dan segala kegundahan yang menghampiriku, semua itu tak bisa terlukiskan dengan kata-kata indah sekalipun.”
“Pernahkah engkau mengacuhkannya serta tak memperdulikannya sesampai kau menyayat dan mengiris hatinya dengan pedang keangkuhanmu sehingga membekaskan luka untuknya.?”
Aku terdiam penuh penyesalan membawa alam sadarku setelah mendengar kata-kata yang keluar dari bibir wanita nan ayu itu, aku mengadu kepada hati kecilku dan mencela diriku sendiri : “aku memang manusia bodoh, aku memang tak tahu terimakasih, aku memang tak bisa menjaga perasaan terutama melindungi hatinya dengan semua sifat dan sikapku, aku ini insan yang nista, aku tak dapat menghargai ketulusan hatimya yang rela menampung semua keburukan-keburukanku,”
Wanita nan ayu itu pun menyerukan namaku berkali-kali, hingga sampai akhirnya aku kembali kealam sadarku, aku pun akhirnya menjawab pertanyaannya dengan tangan gemetar dan bibir agak terkunci bisu.
“Wahai wanita indah sang pembaca hati, tak ku pungkiri itu semua, aku kerap kali memberikan luka untuk hatinya dengan keangkuhan yang aku puja, aku selalu menempatkan ia didalam semua kegundahan,kegelisahan serta keburukan akan sikap dan sifatku, tak sedikitpun aku dapat menyenangkan perasaannya dengan hembusan angin sejuk yang menyentuh hatinya, kerap kali aku membuatnya murung dengan segala ucapanku, nasihat yang slalu ia berikan kepadaku, aku selalu mengacuhkannya dan menganggapnya sebagai angin lalu. Aku memang insan yang tak berguna, tak tahu arti ketulusan,”
Aku menghentikan celotehku dengan penuh penyesalan. Aku bagaikan sebutir kacang yang lupa akan kulitnya, dan seorang raja yang melupakan rumahnya.  

Setiap mahluk yang hidup pasti memiliki dan membuat kesalahan terutama bagi mahluk yang bernama manusia, tak luput kesalahan itu tercipta dari buah keegoisan, keangkuhan dan rasa ingin berkuasa, akan tetapi setiap manusia pasti memiliki sebuah masalalu dan kenangan, entah itu didalam kepahitan entah juga didalam keindahan. Letak kasih sayang dan cinta begitu lekat dan erat dengan sosok manusia, tanpanya semua terasa hampa dan tampanya semua menjadi indah. Cinta memang tak bisa memiliki tanpa kehendak sang maha kuasa, tetapi cinta dapat dirasa dan timbul dari hati setiap mahluk yang bernama manusia. Mungkin cinta yang kandas dimasalalu adalah guru yang terbaik untuk menjadi pencinta yang tegar dimasa yang akan datang, jangan memandang karna ketidak lurusannya, tetapi pandanglah dari setiap kelokannya dengan kesabaran dan pengertian tanpa memperdulikan sedikitpun tentang keangkuhan dan keegoisan sang pemerannya.

Thanks for reading & sharing Kamar Pekick

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Search Postingan

My Art Painting